BUAT BANGGA!!! Guru SMP Muhammadiyah Sempor JUARAI LOMBA PENULISAN ESSAY TINGKAT NASIONAL
SMP Muhammadiyah Sempor – Buat Bangga!!! Guru SMP Muhammadiyah Sempor Juarai Lomba Penulisan Essay Tingkat Nasional.
Noor Aliyah, S.Ag. Guru agama ini sabet juara II Penulisan Essay Tingkat Nasional. Lomba yang di selenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kebumen dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-109 ini terbuka untuk umum.
“Kami mengamati kemudian menuliskan fenomena pendidikan yang sedang kita alami pasca pandemi ini, alhamdulillah ternyata terpilih menjadi Juara 2. Sangat bersyukur bisa memberikan kontribusi pemikiran lewat Essay yang saya tulis ini” Kata Noor Aliyah, S.Ag yang juga menjabat sebagai Ketua Aisyiyah Cabang Sempor.
Penyerahan penghargan di berikan langsung oleh Drs. KH. Tafsir, M.Ag., selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, pada Ahad (19/12/2021) di Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muammadiyah Kabupaten Kebumen.
Berikut potongan Essay yang di tulis Noor Aliyah, S.Ag yang berjudul “Rekonstruksi Pendidikan Pasca Pandemi”
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN PASCA PANDEMI
Oleh : Noor Aliyah, S.Ag
Problematika Pendidikan di masa Pandemi
Albert Einstein, ilmuwan luar biasa yang sangat mempengaruhi arah perkembangan pengetahuan dunia, sekali waktu pernah mengeluarkan pernyataan yang luar biasa, bahwa Tuhan tidak bermain dadu. Pernyataan ini di keluarkan sebagai antitesis terhadap perkembangan fisika yang sangat mementingkan probabilitas, artinya alam ini bergerak tak terduga dan hanya dapat di prediksi dengan probabilitas-probabilitas.
Menurut Einstein, alam ini bergerak dengan teratur menurut suatu hukum tertentu. Dalam istilah agama sering kita sebut dengan sunnatullah. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan di alam ini, semua terjadi dengan perencanaan yang matang (by design), bahkan sehelai daun saja yang jatuh adalah sesuai dengan rencana Allah Sang Maha Pencipta. Demikian pula dengan pandemi Covid-19, bukan sebuah kebetulan yang datang dengan tiba-tiba. Tetapi ini adalah rencana besar yang sudah di design oleh yang Maha Besar. Pandemi Covid-19 belum hilang 100% dari muka bumi. Seperti jenis penyakit lain yang menelan banyak korban jiwa, Covid-19 akan tetap ada, yang berbeda adalah cara mensikapinya.
Selama masa pandemi, pemerintah telah menerapkan kebijakan lockdown di beberapa daerah atau provinsi. Pandemi Covid19 ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap perekonomian, politik, dan pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia mengalami disrupsi, pembelajaran klasikal di rubah dengan sistem pembelajaran online dengan harapan keberlangsungan proses pendidikan bisa tetap berjalan dalam kondisi yang tak memungkinkan untuk berkerumun. Setiap perubahan selalu terjadi riak-riak kecil maupun besar.
Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak belum siap dengan pembelajaran daring (online). Kemampuan penguasaan
digital menjadi tantangan yang sangat signifikan baik di kalangan pendidik, peserta didik maupun orangtua.
Hampir semua aktifitas saat ini berbasis online, belajar, kehadiran, mengerjakan tugas, mengirimkan tugas, ulangan harian harus dikerjakan dengan media berbasis online. Interaksi secara virtual antara guru dan siswa lebih banyak sebatas proses kognitif, guru berkomonikasi meyampaikan materi dan peserta didik menyerap apa yang disampaikan guru kemudian menyetorkan tugas. Pembentukan karakter kedisiplinan, kejujuran, kepedulian dan nilai tanggung jawab kurang bisa terpantau dengan media pembelajaran daring.
Fenomena ini menjadikan teknologi dan internet menjadi penguasa yang menghipnotis masyarakat. Harus di sadari bahwa tidak semua orangtua mampu menyediakan fasilitas dengan model pembelajaran milenial ini. Persoalan kesenjangan ekonomi juga berdampak pada ketidakmampuan orangtua menyediakan alat/gawai dan juga fasilitas internet yang memenuhi standar untuk pembelajaran daring.
Hal ini berakibat mereka tak bisa mengikuti proses pembelajaran dengan optimal, endingnya beberapa diantara mereka memilih drop out atau putus sekolah. Seberapa efektif model pembelajaran dengan sistem daring? Dan seberapa besar kontribusinya untuk membentuk karakter peserta didik?
……………………………………….
……………………………………….
……………………………………….
(bay)
Leave a Reply