Spirit Ramadhan

Ramadhan – Noor Aliyah, S.Ag | Perbedaan awal Ramdhan dan 1 Syawal sangat sering terjadi di negara +62,Termasuk Ramadhan kali ini, 1445 H. Sebenarnya sangat wajar karena penentuan awal bulan mengacu pada metode yang berbeda. Muhammadiyah menggunakan ilmu hisab atau perhitungan dengan ilmu astronomi sementara pemerintah menggunakan Ru’yatul hilal atau dengan melihat bulan. Dua metode ini sama benar dan sama-sama sah dalam sudut pandang agama Islam, karena keduanya di akui kebenarannya. Yang menjadi masalah adalah masih banyak umat Islam terutama generasi  muda yang membuat pilihan yang tak jelas alias suka-suka gue. Puasa mengambil waktu yang akhir giliran Idul Fitri memilih yang lebih dahulu melaksanakan. Ini adalah fenomena menarik, mengapa sebagian besar generasi muda kita se-oportunis itu. Ini ada persoalan yang menyangkut sebuah ibadah yang sudah Allah wajibkan dan sangat jelas nashnya dalam al qur an surat al baqarah 183 :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Ada banyak faktor yang sangat mempengaruhi pola pikir dan pola prilaku mayoritas generasi muda saat ini diantaranya adalah hilangnya ethos untuk berproses. Semuanya serba ujug-ujug, inginnya masuk surga tapi proses menuju surga tak ingin di lalui atau di perpendek jalurnya.

Tidak banyak yang membangun sistem yang berbasis kematangan perencananan ( Prof. Imam Robandi, Gambit Raja, hlm 3, sunhouse digital, 2019.) Pola asuh dalam keluarga dan sistem pendidikan di sekolah formal dan non formal masih sangat lekat dengan hal-hal yang berbasis ‘ujug-ujug’ .  Ingin mempunyai anak menjadi atlit nasional tapi tak di fasilitasi ruang untuk berlatih keras, selalu di manja dan sebagainya. Sama halnya dengan sistem di sekolah, jika berharap siswa siswi berkompeten dan menjuarai berbagai lomba dan olympiade maka harus melalui belajar keras dan belajar cerdas. Karena yang kita butuhkan bukan sekedar deretan piala dan medali dalam lemari yang terpajang rapi, yang seolah olah sekolah yang banyak berlimpah piala adalah sekolah yang berprestasi. Tetapi yang kita butuhkan adalah generasi yang survive menghadapi tantangan zaman, menghargai setiap proses kehidupan dengan segala tantangan dengan menjunjung nilai kejujuran. Tidak sebatas pada slogan dan orasi dalam podium saja, tetapi bagaimana kita mampu membumikan kejujuran dan nilai spiritualitas yang lain dalam institusi pendidikan dan kehidupan bermasyarakat.

Menata perencaan itu sangat penting, karena yang kita hadapi adalah manusia yang variabelnya sangat komplit. Menata manusia yang notabene adalah makhluk hidup membutuhkan keselarasan dan harmoni. Dan Bulan Ramadhan adalah momen terbaik untuk introspeksi diri dan juga bulan yang disiapkan Allah untuk menempa manusia terutama kaum muslimin untuk bermetamorfosis menjadi khoirunnas anfa’uhum linnas. Menurut Prof. M. Baiquni, guru besar Universitas Gajah Mada, Ada 5 keutamaan Ramdhan, yaitu :

  1. Puasa merupakan perintah Allah yang diturunkan pada umat sebelumnya.
  2. Sebagai ibadah yang hanya di ketahui secara personal. Apakah kita akan culas atau tidak yang mengetahui adalah diri sendiri. Oleh sebab itu puasa merupakan media unttuk melatih kejujuran personal. Kalau ibadah selain puasa seperti shalat dan sodaqah ada kemungkinan dapat terlihat orang. Sementara puasa menjadi rahasia hamba dengan RabbNya. Dan ini menjadi satu ibadah yang menjadi kunci kepemimpinan
  3. Malam lailatul qadar, malam yang nilainya sepeti seribu bulan. Jika dihitung setara dengan 83 tahun. Maka sungguh beruntung orang yang mengalami lailatul qadar. Waktu 83 tahun adalah melebihi rata-rata umur umat Muhammmad. Lailatul qadar tidak dapat dipastikan waktunya. Hanya beberapa hadis ada yang menjelaskan pada 10 hari terakhir pada bilangan ganjil.

Orang seperti apakakah orang yang mendapat lailatul qadr? Diantanya adalah semakin taat beribadah, semakin sholih dan semakin baik dalam bermuamalah.

  1. Banyak tradisi utama, diantaranya tradisi saling memaafkan, baik dilakukan di awal ramdhan maupun di akhir ramadhan pada saat idul fitri. Seperti juga binatang, seperti ular yang nglungsuni, atau ulat yang berpuasa dari kepompong hingga menjadi kupu kupu. Seperti halnya dalam kehidupan binatang yang mengalami metamorfosis, manusia dalam berpuasa di harapkan juga dapat mengalami metamorfosis yang sempurna menjadi insan muttaqin.
  2. Puncak puasa adalah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ, ini goal akhir puasa. Manifestasi dari puasa adalah akan menjadi muslim yang migunani alias manfaat untuk sesama manusia dan alam semesta.

Semoga puasa kita pada tahun ini mampu meningkatkan nilai spiritualitas kita baik yang bersifat hablu minallah maupun habluminannas.

Wallahu a’lam bishshawab,

Fastabiqul khoirot

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top Skip to content